Translate

Kamis, 17 Januari 2013

Pernyataan dan bukan Pernyataan

PERNYATAAN DAN BUKAN PERNYATAAN Pengertian Logika Matematika Logika adalah ilmu berpikir dan bernalar dengan benar. Matematika merupakan ilmu dasar yang penting dikuasai banyak menggunakan logika dalam menyelesaikannya. Logika matematika bertujuan untuk membuat kesimpulan yang sah, yang dikembangkan melalui penggunaan matematika dengan memanfaatkan lambing matematika, sehingga dapat dihindari makna ganda sebagaiman terdapat dalam bahasa sehari – hari. Logika matematika akan berfaedah dan penting bagi pola berfikir. Bagaiman kita dapat yakin bahwa suatu pernyataan itu benar, pernyataan itu salah, dan sebagainya. Sehingga akan memberikan alasan yang kritis terhadap berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari – hari. Kalimat Terbuka dan Pernyataan Kalimat Terbuka Kalimat terbuka adalah suatu kalimat yang belum diketahui nilai benar atau salahnya. Agar kalian lebih memahami tentang kalimat terbuka, perhatikan dengan baik contoh – contoh di bawah ini. Semoga anda berhasil x + 2 = 51 3x < 9 Mudah – mudahan hari ini tidak hujan. Pernyataan Pernyataan adalah kalimat yang bernilai benar atau salah saja tetapi tidak kedua – duanya. Benar diartikan ada kesesuaian antara apa yang dinyatakan oleh kalimat itu dengan keadaan yang sebenarnya. Untuk lebih memahami tentang suatu pernyataan, perhatikan contoh – contoh pernyataan berikut ini. Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Ir. Soekarno adalah presiden pertama Republik Indonesia. 3 > 5 Jakarta adalah ibukota Negara Indonesia √2 adalah bilangan rasional. 7 adalah bilangan prima.

Sabtu, 12 Januari 2013

Minggu, 06 Januari 2013

Pengertia Media Pembelajaran

Pengertian /definisi Media Pengajaran. Di dalam dunia pendidikan kita kenal berbagai istilah peragaan atau keperagaan. Ada yang lebih senang menggunakan istilah komunikasi peragaan. Dewasa ini telah mulai dipopulerkan istilah baru yakni "Media Pengajaran". Sedangkan dalam kepustakaan asing ada sementara ahli yang menggunakan istilah Audio-Visual Aids. Untuk pengertian yang sama, banyak pula ahli yang menggunakan istilah Teaching material atau Instructional material. Oleh karena beragamnya istilah tersebut, yang mempunyai tekanannya sendiri-sendiri, maka akan lebih baik jika kita mengambil salah satu diantaranya, dalam hal ini "Media Pengajaran". Yang bertujuan mengarahkan semua proses pendidikan dan pengajaran, kegiatan pendidikan dapat diarahkan kepada pembentukan manusia yang diharapkan oleh masyarakat. 
Secara praktis proses pencapaian tujuan itu melalui suatu pengajaran yang direncanakan oleh sekolah. Atau dengan kata lain sekolah menyediakan suatu lingkungan yang sesuai dengan usaha pencapaian tujuan pendidikan yang diharapkan oleh masyarakat umum sesuai dengan kebutuhan: dan cita-cita masyarakat itu. Tujuan khusus adalah tujuan yang merupakan penjabaran secara terperinci dari tujuan umum. Tujuan guru adalah tujuan yang diharapkan oleh guru, yakni perubahan dalam berbagai aspek tingkah laku siswa. Sedangkan tujuan siswa adalah tujuan yang berdasarkan pada keinginan dan minat siswa.

Untuk dapat lebih mudah memahami uraian Pengertian Media Pengajaran selanjutnya, berikut ini diberikan beberapa pengertian tentang media. Kata "Media" berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata "Medium" yang berarti perantara atau pengantar. Jadi media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Banyak batasan yang diberikan dari orang tentang media media tidak hanya digunakan oleh guru tetapi lebih penting lagi digunakan oleh siswa. Karena sebagai penyaji dan penyalur pesan, dalam hal tertentu media dapat menyampaikan informasi secara. lebih teliti jelas dan menarik.

Menurut Soendjojo mengatakan Pengertian Media Pengajaran “Media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang penyebar ide sehingga gagasan itu sampai pada penerima”.  Sedangkan menurut Sadiman mengatakan "Media adalah segala alat fisik yang dapat menyatakan pesan serta perangsang siswa untuk belajar".  Hakekat pemilikan dan penggunaan media adalah keputusan untuk memahami, tidak memakai atau mengadaptasikan media terhadap siswa, tidak sekedar memakai media, tetapi harus memilih kriteria dan menggunakan media salah satu dasar pertimbangan pemilihan dan penggunaan media adalah ingin memberikan gambaran / penjelasan yang lebih kongkrit. Disamping hal tersebut di atas masih ada beberapa faktor yang perlu juga diperhatikan antara lain tujuan instruksional yang hendak dicapai, karakteristik siswa (sasaran, jenis rangsangan belajar yang diinginkan) dalam hubungan dengan kriteria pemilihan dan penggunaan media menurut pandangan Sadiman (1986 85) mengatakan “Pemilihan media seyogyanya tidak terlepas dari pokok permasalahan bahwa media merupakan komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan” Dengan demikian jelas, bahwa pemilihan dan penggunaan media sebaiknya tidak terlepas dari tujuan utamanya, yaitu bahwa media merupakan komponen dari sistem instruksional karena itu meskipun tujuan dari isinya sudah dikaitkan tetapi faktor-faktor karakteristik siswa strategi belajar mengajar alokasi waktu dari sumber perlu sekali dipertimbangkan. Jika dilihat dari pendapat di atas jelaslah penggunaan media dalam proses belajar mengajar dilakukan secara baik serta optimal akan membawa dampak positif terhadap guru dan siswa.
 
Artikel-Artikel Pendidikan lainnya :

Sejarah Pendidikan Indonesia

Sejarah pendidikan di Indonesia. Dalam masyarakat Indonesia sebelum masuk kebudayaan Hindu, pendidikan diberikan langsung oleh orang tua atau orang tua-orang tua dari masyarakat setempat mengenai kehidupan spiritual moralnya dan cara hidup untuk memenuhi perekonomian mereka. Masuknya dan meluasnya kebudayaan asing yang dibawa ke Indonesia telah diserap oleh Bangsa Indonesia melalui masyarakat pendidikannya. Lembaga Pendidikan itu telah menyampaikan kebudayaan tertulis dan banyak unsur-unsur kebudayaan lainnya.

Sejarah pendidikan di Indonesia dimulai pada zaman berkembangnya satu agama di Indonesia. Kerajaan-kerajaan  Hindu di Pulau Jawa, Bali dan Sumatera yang mulai pada abad ke-4 sesudah masehi itulah tempat mula-mula ada pendidikan yang terdapat di daerah-daerah itu. Dapat dikatakan, bahwa lembaga-lembaga pendidikan dilahirkan oleh lembaga-lembaga agama dan  mata pelajaran yang tertua adalah pelajaran tentang agama. Tanda-tanda mengenai adanya kebudayaan dan peradaban Hindu tertua ditemukan pada abad ke-5 di daerah Kutai (Kalimantan). Namun demikian gambaran tentang pendidikan dan ilmu pengetahuan di Indonesia didapatkan dari sumber-sumber Cina kurang lebih satu abad kemudian.

Ada 2 macam sistem pendidikan dan pengajaran Islam di Indonesia :

Pendidikan di Langgar
Di setiap desa di Pulau Jawa terdapat tempat beribadah dimana umat Islam dapat melakukan ibadanya sesuai dengan perintah agamanya. Tempat tersebut dikelola oleh seorang petugas yang disebut amil, modin atau lebai (di Sumatera). Petugas tersebut berfungsi ganda, disamping memberikan do’a pada waktu ada upacara keluarga atau desa, dapat pula berfungsi sebagai guru agama.

Pendidikan di Pesantren
Dimana murid-muridnya yang belajar diasramakan yang dinamakan pondok-pondok tersebut dibiayai oleh guru yang bersangkutan ataupun atas biaya bersama dari masyarakat pemeluk agama Islam. Para santri belajar pada bilik-bilik terpisah tetapi sebagian besar waktunya digunakan untuk keluar ruangan baik untuk membersihkan ruangan maupun bercocok tanam.

Pendidikan Pada Abad Ke Dua Puluh Jaman Pemerintahan Hindia Belanda dan Pendudukan. Di kalangan orang-orang Belanda timbul aliran-aliran untuk memberikan kepada pendudukan asli bagian dari keuntungan yang diperoleh orang Eropa (Belanda) selama mereka menguasai Indonesia. Aliran ini mempunyai pendapat bahwa kepada orang-orang Bumiputera harus diperkenalkan kebudayaan dan pengetahuan barat yang telah menjadikan Belanda bangsa yang besar. Aliran atau paham ini dikenal sebagai Politik Etis (Etische Politiek). Gagasan tersebut dicetuskan semula olah Van Deventer pada tahun 1899 dengan mottonya “Hutang Kehormatan” (de Eereschuld). Politik etis ini diarahkan untuk kepentingan penduduk Bumiputera dengan cara memajukan penduduk asli secepat-cepatnya melalui pendidikan secara Barat.

Dalam dua dasawarsa semenjak tahun 1900 pemerintah Hindia Belanda banyak mendirikan sekolah-sekolah berorientasi Barat. Berbeda dengan Snouck Hurgronje yang mendukung pemberian pendidikan kepada golongan aristokrat Bumiputera, maka Van Deventer menganjurkan pemberian pendidikan Barat kepada orang-orang golongan bawah. Tokoh ini tidak secara tegas menyatakan bahwa orang dari golongan rakyat biasa yang harus didahulukan tetapi menganjurkan supaya rakyat biasa tidak terabaikan. Oleh karena itu banyak didirikan sekolah-sekolah desa yang berbahasa pengantar bahasa daerah, disamping sekolah-sekolah yang berorientasi dan berbahasa pengantar bahasa Belanda. Yang menjadi landasan dari langkah-langkah dalam pendidikan di Hindia Belanda, maka pemerintah mendasarkan kebijaksanaannya pada pokok-pokok pikiran sebagai berikut :
  • Pendidikan dan pengetahuan barat diterapkan sebanyak mungkin bagi golongan penduduk Bumiputera untuk itu bahasa Belanda diharapkan dapat menjadi bahasa pengantar di sekolah-sekolah
  • Pemberian pendidikan rendah bagi golongan Bumiputera disesuaikan dengan kebutuhan mereka
Atas dasar itu maka corak dan sistem pendidikan dan persekolahan di Hindia Belanda pada abad ke-20 dapat ditempuh melalui 2 jalur tersebut. Di satu pihak melalui jalur pertama diharapkan dapat terpenuhi kebutuhan akan unsur-unsur dari lapisan atas serta tenaga didik bermutu tinggi bagi keperluan industri dan ekonomi dan di lain pihak terpenuhi kebutuhan tenaga menengah dan rendah yang berpendidikan.

Tujuan pendidikan selama periode kolonial tidak pernah dinyatakan secara tegas. Tujuan pendidikan antara lain adalah untuk memenuhi keperluan tenaga buruh untuk kepentingan kaum modal Belanda. Dengan demikian penduduk setempat dididik untuk menjadi buruh-buruh tingkat rendahan (buruh kasar). Ada juga sebagian yang dilatih dan dididik untuk menjadi tenaga administrasi, tenaga teknik, tenaga pertanian dan lain-lainnya yang diangkat sebagai pekerja-pekerja kelas dua atau tiga. Secara singkat tujuan pendidikan ialah untuk memperoleh tenaga-tenaga kerja yang murah. Suatu fakta menurut hasil Komisi Pendidikan Indonesia Belanda yang dibentuk pada tahun 1928 – 1929 menunjukkan bahwa 2 % dari orang-orang Indonesia yang mendapat pendidikan barat berdiri sendiri dan lebih dari  83% menjadi pekerja bayaran serta selebihnya menganggur. Diantara yang 83% itu 45% bekerja sebagai pegawai negeri. Pada umumnya gaji pegawai negeri dan pekerja adalah jauh lebih rendah dibandingkan dengan gaji-gaji Barat mengenai pekerjaan yang sama.
Ok demikian artikel tentang sejarah pendidikan di indonesia yang dapat saya bagi dengan rekan-rekan, mudah-mudahan artikel sejarah pendidikan di indonesia ini bisa bermanfaat!!
Salam,
Artikel-artikel terkait dengan pendidikan :





Tugas PPT Media